Senin, 02 November 2009

Keripik kentang

Dari sebuah milis.

Seorang anak lelaki ingin bertemu Tuhan.
Dia tahu perjalanannya ke tempat tinggal Tuhan
akan sangat panjang, maka ia mengepak
tasnya dengan sebungkus besar keripik
kentang dan 6 kaleng root-beer sebelum
memulai perjalanannya.

Baru 3 blok, ia bertemu dengan seorang wanita
tua. Wanita ini sedang duduk di bangku taman,
memperhatikan sekelompok burung merpati.
Lalu anak lelaki ini duduk di samping wanita
tersebut dan membuka tasnya. Si anak lelaki
baru saja mau meminum root-beernya ketika ia
melihat wanita tua ini nampak kelaparan, lalu ia
menawarkan keripik kentangnya. Si wanita tua
menerima dengan senang hati dan tersenyum.

Senyumnya begitu menawan sehingga anak
lelaki ini ingin melihatnya lagi, lalu ia
menawarkan root-beernya. Kembali, si wanita
tua itu tersenyum. Anak lelaki itu senang sekali!
Mereka duduk-duduk di taman sepanjang hari
makan, minum dan saling tersenyum, dan tidak
sepatah kata pun terucap.

Ketika senja mulai tiba, si anak lelaki itu baru
menyadari betapa lelahnya ia dan ia beranjak
untuk pulang; tetapi baru beberapa langkah ia
meninggalkan tempat duduknya, ia berbalik,
berlari ke arah wanita tua itu dan
memberikannya sebuah pelukan. Wanita itu
tersenyum lebar. Dan ketika anak lelaki itu tiba
di rumahnya, ibunya terheran-heran dengan
kesukacitaan yang terpancar di wajah anaknya,
lalu bertanya,
"Apa yang kau lakukan hari ini sehingga kau
merasa sangat senang?".
Si anak lelaki menjawab,
"Saya makan siang bersama Tuhan."
Dan sebelum ibunya sempat mengatakan
sesuatu, ia menambahkan,
"Ibu tahu? Ia memiliki senyum yang paling indah
yang pernah saya lihat!"

Sementara itu, si wanita tua juga memiliki wajah
yang bercahaya gembira ketika ia tiba
di rumahnya. Anak lelakinya terkejut dengan
kedamaian yang terpancar dari wajah ibunya
dan bertanya,
"Ibu, apa yang kau lakukan hari ini sehingga
Ibu tampak bersukacita?"
Wanita tua itu menjawab,
"Saya makan keripik kentang di taman bersama
Tuhan."
Dan sebelum anak lelakinya mampu
mengucapkan sesuatu, ia menambahkan,
"Kau tahu, Dia lebih muda dari yang Ibu
bayangkan."

Terlalu sering kita meremehkan kekuatan
sebuah sentuhan, senyuman, kata-kata manis,
telinga yang mendengarkan, pujian yang tulus
atau bahkan tindakan kasih yang terkecil,
yang dapat mengubah hidup seseorang.
Orang-orang hadir di kehidupan kita untuk
sebuah tujuan, selama semusim atau seumur
hidup. Rangkullah mereka semua!

Makan siang bersama Tuhan.... jangan lupa
bawa keripik kentang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar